Dua dinding berdenah bujur sangkar yang
mengurung dua halaman dalam, tersusun dengan orientasi sesuai empat
penjuru mata angin. Dinding kedua berukuran panjang 225 meter di tiap
sisinya. Di antara dua dinding ini adalah halaman kedua atau zona kedua.
Zona kedua terdiri atas 224 candi perwara yang disusun dalam empat
baris konsentris. Candi-candi ini dibangun di atas empat undakan
teras-teras yang makin ke tengah sedikit makin tinggi. Empat baris
candi-candi ini berukuran lebih kecil daripada candi utama. Candi-candi
ini disebut “Candi Perwara” yaitu candi pengawal atau candi pelengkap.
Candi-candi perwara disusun dalam empat baris konsentris baris terdalam
terdiri atas 44 candi, baris kedua 52 candi, baris ketiga 60 candi, dan
baris keempat sekaligus baris terluar terdiri atas 68 candi.
Masing-masing candi perwara ini berukuran
tinggi 14 meter dengan tapak denah 6 x 6 meter, dan jumlah keseluruhan
candi perwara di halaman ini adalah 224 candi. Kesemua candi perwara ini
memiliki satu tangga dan pintu masuk sesuai arah hadap utamanya,
kecuali 16 candi di sudut yang memiliki dua tangga dan pintu masuk
menghadap ke dua arah luar.[15] Jika kebanyakan atap candi di halaman
dalam zona inti berbentuk wajra, maka atap candi perwara berbentuk ratna
yang melambangkan permata.
Aslinya ada banyak candi yang ada di
halaman ini, akan tetapi hanya sedikit yang telah dipugar. Bentuk candi
perwara ini dirancang seragam. Sejarawan menduga bahwa candi-candi ini
dibiayai dan dibangun oleh penguasa daerah sebagai tanda bakti dan
persembahan bagi raja. Sementara ada pendapat yang mengaitkan empat
baris candi perwara melambangkan empat kasta, dan hanya orang-orang
anggota kasta itu yang boleh memasuki dan beribadah di dalamnya; baris
paling dalam hanya oleh dimasuki kasta Brahmana, berikutnya hingga baris
terluar adalah barisan candi untuk Ksatriya, Waisya, dan Sudra.
Sementara pihak lain menganggap tidak ada kaitannya antara candi perwara
dan empat kasta. Barisan candi perwara kemungkinan dipakai untuk
beribadah, atau tempat bertapa (meditasi) bagi pendeta dan umatnya.
0 komentar:
Posting Komentar